Activity

Promo

Event Calendar

Info Management

Article

Hall Of Fame

Activity

Sarana Edukasi Comorbid vs Covid-19

Wednesday, 01 September 2021

 

Salam Sehat, Sejahtera & Harmonis

Mitra ABE yang Luar Biasa, PT. ABE bekerja sama dengan abenetwork mengadakan Webinar Kesehatan yang ke #9 ditahun 2021 ini, dengan tetap menampilkan dr.Andri Havyatra Lubis yang mengupas tuntas dan jelas tentang Comorbid Series VS Covid-19

Saat ini anthusias Masyarakat terhadap pentingnya Vaksin begitu Luar Biasa, padahal sampai dengan awal tahun 2021 ini, para dokter dan tenaga kesehatan begitu kesulitan mengajak masyarakat untuk menyegerakan vaksinnya, sekalipun sudah begitu banyak korban Covid yang meninggal dunia. Saat ini Banyak yang sudah menyadari manfaat dari vaksin bagi diri dan keluarga serta lingkungan, namun masih banyak juga yang niatmenyegerakan vaksin hanya untuk mendapatkan sertifikat vaksinnya saja

Webinar Kesehatan Online ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021 yang lalu, dimulai pada pukul 20.00 WIB, masih dipandu oleh Bapak Bayu Kuswara Hartono sebagai Host, melalui platform Zoom, namun tetap ditayangkan secara Live Streaming at Youtube di Channel ABEINDONESIA.

Webinar Kesehatan PT ABE ini bertujuan untuk menjadi Sarana Edukasi yang baik dan benar tentunya kepada seluruh Mitra ABE khususnya dan juga masyarakat luas secara umum, bahwa begitu sangat pentingnya terus menjaga kesehatan lebih baik

Dokter Andri Havyatra Lubis pada pembukaan webinar kesehatan online tersebut menjelaskan, begitu hebohnya pemberitaan tentang Comorbid, Vaksin dan Covid-19 di media TV ataupun internet. Dengan segala keterbatasan, diharapkan acara ini bisa menjadi solusi dengan memberikan edukasi kepada teman-teman semua apa yang sebenarnya. Sebelum dimulai presentasi, Dokter mengajak seluruh peserta webinar kesehatan untuk mendoakan sejenak untuk para korban Covid yang telah meninggal dunia semoga amal ibadah mereka diterima dan diampuni segala kesalahannya, dan diharapkan tidak ada lagi korban yang meninggal dunia seperti awal pandemic yang jumlahnya begitu banyak. Aamiin

Komorbiditas atau komorbid yang menurut wikipedia artinya adalah sebuah istilah dalam kedokteran yang menggambarkan kondisi bahwa ada penyakit lain yang dialami selain dari penyakit utamanya (penyakit penyerta). Saat ini jika kita searching di Google dengan keyword Comorbid, maka yang akan keluar adalah terkait Covid-19, padahal sebenarnya komorbid itu bukanlah monopolinya Covid-19. Komorbid bukan saja tentang penyakit penyerta, tapi juga termasuk perilaku yang mengarah kepada gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan ngemil yang menyebabkan kegemukan, jadi Komorbid (misalnya Diabetes) ditambah gaya hidup tidak sehatnya yaitu ngemil yang menyebabkan kegemukan. Namun karena saat pandemi seperti ini, maka Komorbid selalu disertakan dengan penyakit utama yaitu Covid yang menyebabkan mereka harus dirawat, kondisinya kian memburuk, karena mereka punya penyakit-penyakit penyerta tadi

Sebuah kesalahpahaman jika Komorbid disamakan dengan komplikasi & komorbid bukan pula monopolinya Covid,
Contoh: penyakit osteoarthritis (orang dengan penyakit radang tulang dan sendi) itu komorbiditasnya ada, misalnya orang yang punya sakit jantung, kegemukan, depresi, masing-masing ada komorbidnya

Apa bedanya dengan Komplikasi ?
Perubahan yang tak diinginkan dari sebuah penyakit, misalnya Diabetes yang dibiarkan tidak terkendali, kadar gula darahnya yang tinggi itu akan menyebabkan kerusakan-kerusakan dibadannya, seperti matanya jadi buram, dia juga jadi kena penyakit jantung, ada luka dikaki kemudian sulit sembuh dan mulai membusuk, melebar dan akibatnya harus diamputasi, sarafnya mati rasa, dia kena stroke, dia juga harus cuci darah, dll.., begitu pun dengan hipertensi dan komorbidnya. Penyakit dapat lebih memburuk dan menyebar keseluruh tubuh dan berdampak pada sistem organ.

Berbahayakah Komorbid ?
Orang dengan Komorbid lebih rentan terpapar Covid dan lebih mudah mendapatkan komplikasi berat dari infeksi Covid. Komorbid inilah yang bagi masyarakat tidak paham, tapi emosional akhirnya akan menganggap bahwa keluarganya yang wafat di Rumah Sakit itu dicovidkan

Apa saja komplikasi berat Covid ?
Pandemi itu penderita beragam, ada yang tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang dan gejala berat-kritis. Gejala berat-kritis artinya kondisi kritis ditambah gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, banyak organ yang shut down (ginjal berhenti bekerja, jantung, paru-paru). Tentu obat yang diberikan juga berbeda, tidak bisa sembarang, tergantung tingkat komplikasinya dan tidak semuanya berat

Apa saja Komorbid tertinggi yang beresiko hingga berujung kematian pada pasien Covid-19 ?
1. Hipertensi = (50,1%)
2. Diabetes Melitius = (37,5%)
3. Penyakit Jantung = (16,7%)
4. Hamil = (9,7%)
5. Penyakit Paru = (5,2%)
6. Penyakit Ginjal = (4,7%)

Bagaimana mencegah Kematian bagi penderita Komorbid?

1. Mencegah jangan sampai terinfeksi/terpapar Covid-19
2. Mencegah jangan sampai mengidap penyakit Komorbid Covid-19 (Cegah Hipertensi, Diabetes, Penyakit Jantung,Kehamilan, Penyakit Paru, Penyakit Ginjal)
3. Utamakan Pola Hidup Sehat

Bagaimana mencegah Covid-19 ?
Terapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga Jarak)

Bagaimana mencegah Diabetes ?
Pertahankan berat badan ideal, Makan sehat (buah dan sayuran, kurangi gula, garam dan lemak jenuh), test glukosa darah dan HbA1c secara teratur, Hindari penggunaan tembakau rokok / tembakau kunyah dan hindari alcohol, kelola stress, rutin beraktifitas fisik 30 menit setiap hari

Bagaimana mencegah Hipertensi ?
CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress)

Bagaimana mencegah penyakit Ginjal ?
CERDIK, penyebab penyakit ginjal (Diabetes type 2, Hipertensi, Konsumsi obat Pereda nyeri, Narkotika, Radang Ginjal)

Bagaimana mencegah dan mengobati Komorbid ? Perilaku Hidup Sehat.
Sebuah analogi sederhana dari Dokter tentang COMORBID versus COVID yang sering menjadi pertengkaran pendapat orang awam dengan dokter :
Bila lebih banyak orang yang selamat, lalu yang menderita Komorbid tidak tertolong, (Padahal bukan Komorbid itu penyebabnya tapi Covidnya),

Jadi yang menyebabkan Kematiannya apa?
Orang awam : Dia itu memang punya Diabetes, Bukan COVID koq dibilang COVID, memang dari dulu punya penyakit Diabetes

Dokter (setelah check) : Iya betul Dia punya Diabetes, tapi dia meninggal karena COVIDnya, karena Dia kena COVID


Sebuah Analogi lainnya :
Ada orang punya penyakit Kanker yang sudah bertahun-tahun masih selamat, tiba-tiba ketika Dia sedang menyeberang jalan, Dia ditabrak kendaraan terus meninggal.. yang menyebabkan Dia meninggal dunia (penyebab langsung kematiannya) ya akibat ditabrak, BUKAN kankernya

Betulkah COVID menyebabkan kematian langsung?
Sample 1 : <40 tahun terpapar COVID-19, immune-nya berhasil menandai virus dan mulai bereaksi, responnya normal (bagus dan cepat), terjadi perlawanan infeksi dan mati virusnya, kembali normal, akhirnya Selamat

Sample 2 : >60 tahun terpapar COVID-19, immune responnya kacau, lambat dan tidak seimbang (BUKAN lemah, tapi bereaksi berlebihan sehingga merusak kekebalannya sendiri / badai sitokin), terjadi kerusakan jaringan dan banyak sistem organ yang tidak berfungsi, akhirnya meninggal.


Jika Dia >60 tahun penderita Diabetes dan TIDAK COVID-19, apakah Dia akan (mengalami dan) meninggal seperti orang yang terpapar COVID-19 ??? Tentunya TIDAK, mungkin Dia akan bertahan lebih lama karena HANYA mengalami Diabetes saja. Jangan lupa, Covid juga bisa menyebabkan pengentalan darah yang menimbulkan gejala mirip Stroke terutama pada orang-orang yang Komorbid.

Bagaimana agar penderita Komorbid dapat mengurangi resiko Kematian akibat Covid ?

Cegah jangan sampai Virus masuk (taat 3M), Kendalikan kondisi Komorbidnya dengan ubah gaya hidup lebih sehat, periksa kesehatan secara rutin, minum obat dan Suplemen / makanan kesehatan, Banyak Doa dan tawakal.


Suplemen-suplemen Penting :
1. Yang mengandung antioksidan
2. Yang membantu kekebalan tubuh lebih optimal
3. Yang membantu mengencerkan darah
4. Yang membantu menstabilkan tekanan darah
5. Yang membantu mengendalikan kadar gula darah
6. Yang membantu mengurangi kegemukan
7. Yang memperbaiki microbiata usus / probiotik

PT ABE punya solusi untuk membantu kebutuhan kita dalam upaya untuk mencegah dan mengendalikan Diabetes, yaitu :
1. PROLISDA (Propolis dan Habbatussauda), secara umum dari artikel AloDokter Propolis itu faktanya punya senyawa kimiawi polifenol yang bertugas sebagai antioksidan, untuk mengatasi kerusakan karena penyakit didalam tubuh. Komposisi propolis tidak sama diseluruh dunia, sangat ditentukan oleh lokasi lebah, jenis pohon an tumbuhan disekitarnya. Propolis bisa membantu penyembuhan luka karena virus, bakteri, mengurangi infeksi, peradangan, membantu memperlambat pembekuan darah

Propolis diteliti secara khusus dari salah satu penelitian, efikasi Brazilian Green Propolis sebagai treatment tambahan untuk pasien-pasien Covid-19 yang dirawat, dalam sebuah Clinical Trial yang tekontrol (ada placebo-nya, terhadap orang yang tidak dan orang yang diberikan propolis) dan ini termasuk penelitian tingakatan cukup tinggi

Conclusi-nya, Pemberian secara oral pada prosedur standar termasuk safe & aman dan memiliki manfaat klinis, terutama terbukti adanya reduksi dari masa rawat inap, kemungkinan jika diberikan lebih awal akan punya efek manfaat yang lebih besar dalam mengurangi impact dari penyakit tersebut

2. HIRVERO terbuat dari ramuan herbal untuk memelihara kesehatan secara umum bahkan manfaat yang dapat membantu pengenceran darah seperti terlihat di video penelitian sel darah sebelum dan 15 menit sesudah minum Hirvero

3. FIFORLIF Jus buah dan sayuran yang kaya akan serat, prebiotic dan probiotik untuk membantu kesehatan usus dan sistem pencernaan yang juga dapat membantu mengatasi kegemukan, sebagai antioksidan dan banyak kandungan vitamin didalamnya

Ada yang sangat menarik di Webinar Kesehatan kali ini yaitu adanya Testimoni atau kesaksian produk dari peserta webinar & Mitra Usaha yang sebelumnya adalah konsumen PROLISDA. Beliau adalah :

1. Joko, dari Solo Jawa Tengah. Beliau punya Komunitas Do™a, Bulan September, salah satu Kapolsek di Solo yang sudah 5-6 kali Swab dan selalu positif terus, konsumsi Prolisda secara rutin kuranglebih 1 botol ketika test swab berikutnya hasilnya sudah negative. Beliau juga bertestimoni, seorang Ibu usia 72 tahun dan suaminya 80 tahun, istrinya Komorbid Paru-paru bengkak, jantung, diabetes dan terpapar Covid-19, konsumsi Prolisda kurang dari 1 minggu sudah negatif dari Covidnya. Suaminya konsumsi Rutin Prolisda, susah BAB, fasesnya keras, perutnya membesar, solusi dokter untuk dioperasi, konsumsi lebih rutin lagi Prolisda, saat ini kondisinya sudah normal kembali. Adik pak Joko di Palangkaraya sampai 3 kali pengiriman Prolisda, Januari kena Covid, seminggu sembuh, Juli sudah lengkap vaksin, kena Covid berulang di Agustus ketika Dia akui tidak konsumsi Prolisda lagi, padahal dia sudah divaksin. Beliau sudah sembuh kemarin menyampaikan terimakasih

Disesi akhir webinar, seperti biasa diadakan sesi tanya jawab & konsultasi kesehatan antara peserta dan narasumber webinar. Banyaknya pertanyaan yang masuk kepada Host dan seluruh pertanyaan dapat langsung dijawab oleh Narasumber dan diperjelas oleh Host dengan jelas dan baik

Ada cukup banyak pertanyaan yang masuk, seperti ;

Apakah Obat Gula Glukofak paling baik dari segala obat diabetes lainnya ?
Apakah berita kekurangan vitamin D benar terjadi diseluruh Dunia?

Berapa angka minimal kebutuhan vitamin D bagi orang sehat biasa dan berapa kebutuhan vitamin bagi orang yang terkena Covid?

Apakah penderita Polisitemia vera atau kelebihan sel darah merah boleh divaksin?

Penderita hipertensi asam lambung dan ada asma, apakah boleh divaksin penderita asma, Bolehkan Asma mengkonsumsi Propolis?

seberapa besar kemungkinan orang yang sudah divaksin dosis kedua bisa survive jika terinfeksi Covid?

Butuh berapa lama antara Vaksin kedua dengan Vaksin ketiga (booster)? Apakah akan ada kesempatan oang awam mendapatkan vaksin berikutnya (sebagai booster)?

Apakah hiperteroit yang terkontrol boleh divaksinasi?

setelah program vaksin selesai, Covid akan tetap menjadi ancaman yang serius? Apakah dampak Covid didalam tubuh bersifat kerusakan organ?
Apakah sekarang ini auto-immune sudah boleh divaksin?

Orang yang baru melahirkan kapan Dia boleh divaksin?

Saya pernah tepapar Covid, kenapa harus menunggu 3 bulan untuk bisa divaksin?

pada saat ini kalau kita sudah positif, isoman 14 hari, 3 bulan kemudian harus Vaksin, bukankah kalau sudah positif Covid sudah punya immune Covid sendiri?

Untuk yang sudah sehat tapi punya penyakit Diabetes Melitius boleh minum Propolis?

Penyakit kambuhan seperti epilepsi boleh divaksin?

Habis kena COVID, Sewaktu di RS gula saya 200 disuntik insulin, sekarang kaki dan tangan saya kesemutan apakah bisa sembuh?

Kolesterol dan kurang darah boleh ikut Vaksin?

Saya habis vaksin AZ, 14 jam baru kerasa efek ditubuh mulai agak nyeri-nyeri dikit, setelah 21 jam makin berasa nyeri dan demam, hari ini asam lambung naik dan mual-mual, bolehkan konsumsi Prolisda? (saya sudah minum paracetamol tapi masih demam)

Suami pas vaksin dalam keadaan sehat dan setelah divaksin pertama dua hari langsung meriang, batuk pilek tulang nyeri, pemulihan selama 2 minggu, vaksin kedua jaraknya Cuma 1 bulan dari yang pertama, efeknya sama 2 hari, setelah vaksin drop lagi, salahnya suami, naik tangga lari pas turun nafas langsung ngap, sampai sekarang masih pemulihan, badan masih lemas, apakah ngaruh dok, soalnya suami pernah kena paru-paru tahun 2004 tapi sudah berobat rutin 6 bulan dan sudah dinyatakan sembuh, kira-kira kenapa, apakah immunenya lagi turun atau karena efek vaksin?

Saya dapat undangan vaksin dari kepala desa, Cuma belum sempat datang, lalu diminta datang ke puskesmas untuk vaksin, seperti telemedicine yang diterapkan di klinik secara online seperti apa mekanismenya?

Vaksin pertama, kedua sudah sinovak apakah vaksin ketiga bisa Vaksin Pfizer?

Apakah efikasi Pfizer lebih kuat disbanding vaksin lainnya?

Vaksin pertama dan kedua saya jenisnya Corona-Bio, tapi tidak mengalami efek apapun setelah divaksin



Mitra ABE, diakhir liputan kegiatan webinar ini senantiasa Kami mendoakan, Semoga Kita sekeluarga selalu diberikan lebih banyak rejeki dan kesehatan yang selalu baik, sekalipun dikondisi Pandemi Covid yang sudah mulai mereda, tetaplah ingat selalu, bahwa kita masih harus tetap menjaga jarak, tetap penting mengkonsumsi Suplemen yang berkualitas, karena kita masih tetap berdampingan dengan resiko dari banyak hal yang tidak kita inginkan. Tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan massa dan mengurangi aktifitas keluar rumah untuk sesuatu yang tidak terlalu penting

1 hal lagi pesan dari Kami.., pastikan diri & Keluarga untuk segera menyempurnakan program vaksin untuk diri dan keluarga, jangan takut terhadap isu-isu dari sumber yang tidak jelas terkait efek menakutkan vaksin.. Dengan Vaksin kita lindungi kesehatan diri dan keluarga sekaligus juga untuk melindungi orang lain

Semakin seru webinar kesehatannya, masih banyak keseruan yang tidak tertuliskan di Liputan ini.. dan yang terpenting kita masih bisa ikut kumpul bareng selanjutnya melalui Webinar dengan teman-teman baru dari seluruh Indonesia, sehingga bertambah lagi teman-teman baru dari seluruh Indonesia, dan asyiknya lagi kita bisa konsultasi kesehatan langsung dengan Dokter TANPA harus berobat alias Gratis, sekaligus menggali Ilmu baru & menambah Wawasan kesehatan kita terus, sambil berkesempatan membangun bisnis milik sendiri.

Jangan lewatkan acara-acara webinar PT ABE lainnya yaa..., dan Sampai jumpa di Webinar Kesehatan PT ABE berikutnya...

Salam Sehat, sejahtera & Harmonis !

Oh ya, Kalian bisa menyaksikan kembali Rekaman Webinar Kesehatan Online ini secara FULL di Channel Youtube, silahkan ketik channel ABE GLOBAL INDONESIA, atau Klik link dibawah ini, untuk langsung saksikan rekaman webinar kesehatannya secara lengkap diaplikasi Youtube : https://https://youtu.be/CAMuBABNGRs