Activity

Promo

Event Calendar

Info Management

Article

Hall Of Fame

Latest Article

Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh Selama Stay at Home

Friday, 03 April 2020

Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh Selama Stay at Home

Sejak wabah Covid-19 (dulu dinamakan N-COV) bergulir dari Wuhan China, banyak diantara kita yang mengira bahwa wabah ini jauh dan tidak mungkin akan sampai ke Indonesia. Apalagi dengan pernyataan -pernyataan dari pihak berwenang yang menganggap remeh potensi wabah ini.

Banyak ahli tidak terkejut kalau akhirnya masuk ke Indonesia dan menyebar dengan kecepatan tinggi, sampai saat ini persentase kematian karena Covid-19 di Indonesia masuk 5 besar dunia, dan jumlah kematian tenaga medis di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, tentu saja banyak diantara kita yang seperti tertampar dan terhenyak dari mimpi, ternyata benar kita menghadapi ancaman masalah yang sama, disini, di negeri tercinta kita Indonesia.

Jumlah kasus per tanggal 2 April 2020 yang telah mencapai 1790 kasus positif, dengan jumlah kematian yang masih melebihi jumlah pasien yang sembuh (sumber : covid19.go.id), tentu saja membuat khawatir banyak orang, terutama di kalangan menengah. Banyak yang meminta pemerintah untuk melakukan karantina, tetapi tentu saja membuat keputusan karantina tidak semudah membalik telapak tangan, ada banyak sekali efek susulan yang mungkin bisa menambah kompleks akibat buruk dari pandemi ini.

Secara statistik meski percepatannya mengkhawatirkan, sebenarnya jumlah kematian akibat Covid -19 ini relatif kecil dibandingkan dengan masalah kesehatan lain di Indonesia seperti kematian ibu yaitu 320 per 100.000 kelahiran hidup dan TBC yang merengut nyawa 67.000 jiwa pertahun, atau 194 orang per hari di Indonesia. Angka-angka ini jauh melebihi orang yang terinfeksi Covid-19 dan yang meninggal karenanya.

Mengapa jumlah yang besar ini tidak membuat kita heboh seperti sekarang? Karena kematian ibu melahirkan dan TBC itu mayoritas adalah dari masyarakat golongan ekonomi lemah. Kalangan menengah keatas jarang mendapat ancaman wabah infeksi, biasanya ancamannya adalah penyakit degeneratif, penyakit karena kelebihan gizi dan kurang gerak seperti diabetes, hipertensi yang perjalanan penyakitnya lama dan tidak segera mengancam nyawa.

Kali ini berbeda, semua orang terancam, dan karena begitu cepat penyebaran dan perjalanan penyakitnya, tentu saja secara umum virus ini lebih menakutkan bagi semua orang, termasuk tenaga kesehatan. Apalagi melihat kekacauan yang ditimbulkannya di China, Italia, Iran, Spanyol dan negara-negara lainnya di dunia termasuk di Indonesia.

Jadi bagaimana semestinya kita bersikap? Perlukah merasa cemas?, takut? atau bahkan sebaliknya kita tetap cuek, memanfaatkan libur sekolah dan kantor ini untuk plesiran dan jalan jalan, atau diam di rumah dan bermalas malasan saja?.

Ada meme yang mengatakan sejak karantina, selain orang menjaga jarak bahkan kancing baju juga mulai menjaga jarak satu sama lain, alias tambah gendut. Ada juga yang membuat meme bila kamu punya impian untuk bela negara tetapi tidak punya kemampuan apa-apa, ini kesempatanmu, bela negara hanya dengan tidur-tiduran di rumah. Memang tampaknya, mayoritas kita yang stay at home melakukan ini, bermalas-malasan.

Mungkin untuk 2-3 hari pertama tak mengapa lah, tapi kalau berlanjut, bisa jadi efeknya malah lebih buruk bagi anda daripada covid -19 itu sendiri. Mengingat angka kematian karena Covid-19 adalah 2%, sementara kematian karena obesitas dan sedentary lifestyle menempati peringkat nomor satu di seluruh dunia.

Pandemi covid ini tidak akan berjalan selamanya, suatu saat pasti akan hilang karena beberapa kali wabah seperti ini ada sejak dulu akhirnya hilang juga, hanya berapa lama kita tidak tau. Tapi yang kita tau pasti bila dalam masa pandemi kita melakukan hal yang salah maka ada dua kemungkinan yang bisa kita alami, pertama mungkin kita tertular, atau kita tidak tertular tapi kita mendapat masalah kesehatan lain karena salah bertindak. Penulis pun merasa sudah mulai bertambah berat badan dua minggu mengurangi aktivitas, dan mulai menyadari bila ini tidak disiasati maka akan menjadi bumerang dengan datangnya penyakit lain akibat sedentary lifestyle selama masa pandemi.

Menjaga kekebalan tubuh salah satu komponen terpentingnya adalah tetap bergerak. Olahraga di dalam rumah menggunakan sepeda statis atau treadmill, mengikuti senam dengan bimbingan video di youtube atau sekedar skipping dan sit up atau push up adalah yang paling mudah dilakukan di rumah. Pastikan adan tetap aktif seperti ini minimal 5 kali seminggu, selama minimal 30 menit.

Disamping olahraga, asupan gizi yang seimbang sangat kita butuhkan dalam menghadapi pandemi ini. Makanan berserat tinggi dari sumber buah dan sayuran, mengandung vitamin dan mineral penting yang membantu tubuh kita menjaga sistem kekebalan tetap optimal, sehingga bila terserang virus, baik virus flu biasa maupun covid -19 ini, kita masih punya pertahanan terakhir yaitu kekebalan di dalam tubuh kita untuk mengalahkannya. Hindari makanan instant (siap saji) kecuali terpaksa karena sedang tidak mendapat pilihan lain.

Perlu diperhatikan bahwa dalam masa seperti ini mungkin saja akan mulai sulit mendapatkan sayur mayur serta buah-buahan segar, sehingga suplementasi serat dari sayuran dan buah dalam kemasan bisa menjadi andalan kita bila sulit mendapatkannya. Fiforlif bisa anda sediakan di dalam rumah untuk dikonsumsi secara rutin, maupun untuk persiapan di masa kritis nanti. Tentu kita masih bisa makan nasi atau mie instant bila terpaksa karena tidak ada orang berjualan, tetapi sayuran dan buah mau didapat darimana?.

Tidur yang cukup juga sangat perlu, tetapi jangan sampai berlebihan. Maksimal tidur 7,5 jam per hari bagi orang dewasa sudah cukup, jika berlebih justru akan menekan kekebalan tubuh. Banyak diantara kita pada saat libur hari Minggu misalnya, memilih untuk tidur larut malam dan bangun siang keesokan harinya. Tetapi karena weekend hanya dua hari biasanya tidak sampai memberikan efek yang terlalu buruk bagi anda. Tapi bayangkan bila wabah ini berlangsung lama, berbulan bulan kita dirumah anda anggap libur sehingga selalu tidur larut dan bangun kesiangan, maka efek buruknya akan datang.

Jangan tidur larut malam, sehingga pagi hari saat bangun terasa segar, bisa olahraga dan mendapat cahaya matahari pagi yang sehat, sehingga kekebalan tubuh kita semakin kuat. Bila kita cukup tidur bisa merasakan berenergi sepanjang hari sehingga kita punya semangat untuk bergerak, misalnya membereskan rumah, membongkar gudang yang sudah berantakan dan penuh tumpukan barang, ini juga dapat menjadi kegiatan pengisi waktu luang yang berharga untuk kita.

Saat berisirahat sore hari kita bisa berkumpul dengan keluarga dan saling berbagi cerita. Sambil minum teh atau kopi, yang bisa dicampur hirvero sehingga tubuh lebih hangat dan terasa segar, karena hirvero dapat dianggap jamu kombinasi yang mudah disimpan dan dikonsumsi kapanpun dibutuhkan. Matikan HP dan dengarkan cerita anggota keluarga yang lain. Bermain kartu atau monopoli dapat menghangatkan hubungan keluarga yang mungkin selama ini renggang akibat kesibukan dan tenggelamnya kita dengan pekerjaan atau gadget yang kita miliki.

Penulis mencoba untuk camping di halaman rumah sehingga anak-anak tidak bosan dan ada kegiatan dan membuat kita lebih akrab. Bercerita di depan api unggun, bernyanyi bersama sehingga semua anggota keluarga bahagia. Bila anda bahagia bersama keluarga, itu adalah obat yang paling kuat untuk membuat tubuh anda lebih sehat dan kekebalan lebih baik.

Tentu saja jangan lupa kesempatan untuk ibadah dan berdoa bersama, agar Tuhan Yang Maha Esa memberi kita kekuatan untuk bertahan melewati pandemi ini.

BiIa anda terpaksa harus keluar rumah, pastikan anda menggunakan masker. Apalagi bila harus melewati kerumunan orang, seperti berbelanja ke supermarket untuk kebutuhan pokok, berobat ke dokter atau rumah sakit, terpaksa ke bank, dan lain sebagainya.

Selama ini dihimbau untuk memakai masker hanya orang yang sakit batuk pilek saja, tetapi penulis tidak setuju. Karena ternyata ada orang yang tidak bergejala, atau sedang masa inkubasi tetapi sudah menularkan virusnya ke orang lain. Kalau di Indonesia bahkan banyak orang yang sedang sakit tapi tetap beraktifitas dan tidak memakai masker, batuk atau bersin disemburkan sembarangan tanpa menutup mulut. Tidak dapat dicegah droplet yang disemburkan oleh orang tadi bila terhirup oleh kita bisa membuat kita terinfeksi dan jatuh sakit.

Apabila semua menggunakan masker, sehat maupun sakit, benar-benar sakit atau membawa virus tapi dia tidak bergejala, maka tidak terlalu masalah bila sebagian orang masih keluar rumah, karena virusnya tetap di karantina, di dalam tubuh orang tersebut. Tidak mudah menularkan atau meminimalkan penularan ke orang lain. Jadi selain stay at home, lakukan physical distancing, mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung saat batuk bersin, menggunakan masker saat keluar rumah juga sangat membantu.

Apabila anda sakit, mengalami demam tinggi, badan lelah dan lemas, pegal linu, batuk kering, sakit tenggorokan, dan mungkin bila sakit berlanjut sampai mengalami sesak nafas, bisa jadi anda terinfeksi Covid-19, tetapi juga bisa jadi hanya gejala dari flu biasa. Kenyataannya sangat sulit membedakan gejala dari kedua penyakit ini. Memastikan anda terinfeksi Covid-19 atau tidak hanya dengan pemeriksaan rapid test atau PCR yang tidak sembarangan mudah didapat.

Jadi bila anda mengalami gejala seperti flu, demam, batuk pilek, untuk mencurigai ke arah Covid-19, maka harus mengingat apakah ada bepergian ke daerah yang sudah ada kasus positif misalnya DKI, Bandung, Bali dll, atau baru pulang dari luar negeri, atau kontak dengan orang dari luar negeri, atau bahkan kontak dengan orang yang anda ketahui sudah positif Covid-19 dari pemeriksaan laboratorium.

Bila anda memiliki salah satu dari kriteria kontak tersebut, maka anda dapat dikatakan termasuk ODP (Orang Dalam Pemantauan). Harus segera melakukan isolasi mandiri, diam di rumah, di dalam kamar tersendiri, makan sehat bergizi seimbang, istirahat cukup, minum air putih cukup, berjemur pagi hari (pakai masker bila ada orang lain) dan lihat terus perkembangan gejala anda. Bila membaik dan sembuh maka kemungkinan itu hanya flu biasa. Bila memberat maka harus berkonsultasi ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan medis.

Semoga kita semua tercegah dari infeksi virus ini, dan kita semua dapat melalui pandemic ini dan efek lanjutannya dengan baik, serta kehidupan kita semua dapat kembali normal seperti semula, aamiin.
 
Sumber : Andri Havyatra Lubis Konsultan PT. ABE